Duel Hati di Balik Pelatuk: Ketika Gubernur Sulut Beradu Ketajaman dengan Putra Tercinta Minahasa Utara

Berita
A.jpg
B.jpg
C.jpg

Duel Hati di Balik Pelatuk: Ketika Gubernur Sulut Beradu Ketajaman dengan Putra Tercinta Minahasa Utara – Lapangan Tembak EKSC Interchange, Kabupaten Minahasa Utara, Sabtu (20/12/2025), menjadi saksi sebuah momen langka yang jauh melampaui sekadar kompetisi olahraga. Di arena itu, bukan rival bebuyutan yang saling berhadapan, melainkan ikatan darah: seorang ayah dan anak, berdiri sejajar, beradu fokus, ketenangan, dan rasa hormat. Dalam ajang BSGSC Christmas Shooting Competition 2025, Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, tampil dalam duel ekshibisi melawan putra kandungnya, Fighter Lumbaa. Sebuah pertarungan yang sejak awal menyedot perhatian ratusan pasang mata, bukan karena ambisi kemenangan, melainkan karena makna yang dikandungnya. Gubernur Yulius menunjukkan karakter khas seorang prajurit senior. Setiap gerakannya tenang, terukur, dan penuh perhitungan. Jam terbang panjang di dunia militer tercermin dari kontrol senjata yang stabil dan ritme tembakan yang nyaris tanpa cela. Plat-plat baja roboh satu per satu, seolah mengikuti irama ketenangan sang ayah. Namun di sisi lain, Fighter Lumbaa hadir dengan energi generasi muda. Penyandang medali emas Porprov XII itu tampil agresif, cepat, dan penuh determinasi. Enam plat baja berhasil ia tumbangkan dalam waktu singkat, memicu sorak sorai penonton yang merasakan ketegangan berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Hingga peluru terakhir dilepaskan, duel ini berlangsung dalam tensi tinggi. Lapangan tembak mendadak sunyi saat panitia menghitung poin dan akurasi. Detik-detik itu terasa panjang. Hasil akhirnya pun tipis: Gubernur Yulius Selvanus keluar sebagai pemenang. Kemenangan tersebut bukan sekadar angka di papan skor, melainkan gambaran bahwa ketenangan, pengalaman, dan kedewasaan mental masih menjadi penentu di saat-saat krusial. Namun justru momen paling mengharukan terjadi setelah kompetisi usai. Senjata diletakkan, helm dilepas. Sang ayah dan anak saling berjabat tangan, lalu berpelukan hangat di hadapan publik. Tepuk tangan panjang mengiringi adegan sederhana namun sarat makna itu. “Ini bukan soal menang atau kalah. Ini tentang bagaimana olahraga menjadi ruang untuk mendidik, mempererat keluarga, dan menanamkan nilai sportivitas,” ujar salah seorang penonton dengan mata berbinar. Duel ayah-anak ini menjadi catatan istimewa dalam sejarah BSGSC Christmas Shooting Competition 2025. Sebuah pesan kuat tersampaikan kepada masyarakat: di balik jabatan, prestasi, dan kompetisi, nilai keluarga, keteladanan, dan kasih sayang tetap menjadi yang utama. Lapangan tembak hari itu bukan hanya arena adu ketajaman, tetapi juga panggung kebersamaan—tempat di mana generasi bertemu, saling menguji, dan saling menguatkan.

Dipublikasikan oleh Disdukcapilkb Sulawesi Utara